Senin, 11 April 2011

Lucu Apa Nggak....???

Andi :
Kenapa kamu sampai di akhirat ini?
Alan :
Suatu hari,aku pulang dari kantor dan aku
mendapati istriku tanpa busana dan dalam
keadaan gugup,Intuisiku mengatakan bahwa
dia habis menyeleweng, dengan sangat marah
kulemparkan kulkasku ke arah seorang laki-laki
yang kutemui berdiri di depan rumahku hingga
dia tewas , ternyata dia cuma tetanggaku yang
kebetulan lewat Dan karena kesalahan itu,
pengadilan memutuskan hukuman mati bagiku.
Kalau kamu kenapa?
Andi :
Suatu hari aku baru pulang dari kantor,aku berdiri
di depan rumah tetanggaku,bermaksud meminjam
tangga,tetapi tiba-tiba sebuah kulkas melayang
ke arahku,dan tahu-tahu aku berada di sini.
Alan :
Kalau begitu,kau pasti orang yang kulempar,
maafkanlah aku.
Andi :
Tidak apa-apa.
Alan :
Kalau kamu kenapa bisa tiba di sini?
(tanya Alan pada salah seorang pria yang
berdiri di sampingnya)
Pria :
Akulah orang yang berada di dalam kulkas itu.



wkowkwowkwokwowkwo   Lucu X yaaa......!!!!!!!?!?!!?

Jumat, 08 April 2011

GG poko na mah Lah.....!!!!!!!

So Ide....So BoZ bgt!!!! Depresi qU...................

Sang Icon Real Of Genius!!!




LOve end Sex

Wanita Tercantik Di Dunia

Wanita Tercantik Di Dunia dan Dia qu Miliki.......Zahro Jore & Nana dhaniJore

Keajaiban Alloh SWT









AllohuAkbar...Lailaha Ilalloh.....Alloh Maha Besar,,Tiada Tuhan Selain Alloh!!

Foto Indah


Coba Tebak Dia Lg Liatin Apa tuh yg ada di bawah nya????????????

Kamis, 07 April 2011

Kisah Kesayangan Rosulluloh--Fatimah Az Zahr@

Saya pernah mendengar seseorang berbicara pada putri tercintanya sang ayah bertanya"nak,apakah kamu MAU disayang dan dicintai rasulullah di sorga kelak?".lalu dngan mata berbinar sang putri menjawb:"mau sekali abi!!caranya gimana bi?? Lalu sang ayah menjawab:"jadilah wanita seperti siti fatimah azzahrah ra..."lalu anak itu mengangguk,dan mengambil iqra'nya untuk pergi mengaji.... Siapa yang tak mau dicintai dan brada sejajar dngan shof rasululah di yaumul akhir kelak?pasti semuanya menginginkan itu.,namun kenyataan yg terjadi.sedih rasanya melihat remaja2 muslimah skarang yg semakin jauh dari nilai2 islami,mereka kehilangan figur yg islami,akhirnya lebih memilih bergaya sakhira dibanding fatima,siapa fatima itu?apa istimewax beliau?fatima yang bernama lengkap SITTI FATIMMAH AZ-ZAHRAG RA.merupakan putri tercinta baginda Rasulullah.wanita anggun,solehah,cantik(pipi yg merona merah) sesuai dngan namax azzahra,tpi mengapa tak ada yang mengidolakan beliau,sebagaiman remaja2 mengidolakan ariel?.mengapa tak ada yang mengikuti jejak beliau,sebagaimana muslimah2 yg mengikuti jejak selebritis2 di acara infotaimen?bagaimanakah dan seperti apakah siti fatimah ra?mengapa beliau disebut sebagai wanita yg juga berjasa besar dalam kehidupan dakwah rasulullah?insyaalah inilah sekelumit kisah hidup beliau yg bisa kita jadikan panutan dan tuntunan hidup.dan mungkin jadi bahan pertimbangan para kaum adam memilìh pendamping hidup.



Dahulu kala, masyarakat memandang perempuan bagaikan hewan atau bagian dari kekayaan yang dimiliki oleh seorang laki-laki. Demikian pula masyarakat Arab pada masa Jahiliyah. Mereka senantiasa memandang wanita sebagai makhluk yang hina. Bahkan, sebagian di antara mereka ada yang menguburkan anak perempuan mereka hidup-hidup.Ketika fajar mentari Islam terbit, Islam memberikan hak kepada kaum hawa dan telah menentukan pula batas-batasnya, seperti hak sebagai ibu, hak sebagai istri, dan hak sebagai pemudi.Tentu kita semua sering mendengar hadis Nabi saw yang menyatakan, “Surga itu terletak di bawah kaki ibu.”Di lain kesempatan, beliau bersabda, “Kerelaan Allah terletak pada kerelaan orang tua.” (Dan perempuan termasuk salah satu dari orang tua).Islam telah memberikan batasan kemanusiaan kepada wanita dan memberikan aturan, undang-undang yang menjamin perlindungan, penjagaan terhadap kemuliaan wanita dan kehormatannya.Sebagai contoh yang jelas ialah hijab atau jilbab. Jilbab bukanlah penjara bagi wanita, tapi ia merupakan kebanggaan baginya, sebagaimana kita selalu melihat permata yang tersimpan rapi di dalam kotaknya, atau buah-buahan yang tersembunyi di balik kulitnya.Sedangkan bagi wanita muslimah, Allah SWT telah memberikan aturan yang dapat melindunginya dan menjaga diriya, yaitu jilbab. Bahkan tidak hanya sekedar pelindung, jilbab dapat menambah ketenangan dan keindahan pada diri wanita tersebut.Wanita dalam pandangan Islam berbeda secara mencolok dari apa yang terjadi di Barat. Dunia Barat memandang wanita laksana benda atau materi yang layak untuk diiklankan, diperdagangkan, dan bisa diambil keuntungan materinya, dengan dalih memelihara etika dan kemuliaan wanita sebagai manusia.Pandangan ini benar-benar telah membuat nilai wanita terpuruk dan terpisah dari naluri serta nilai-nilai kemanusiaan. Kita juga menyaksikan keretakan keluarga, perceraian yang terjadi di dalam masyarakat Barat telah sedemikian mengkuatirkan.Dalam pandangan dunia Barat, wanita telah berubah menjadi seonggok barang yang tidak berharga lagi, baik dalam dunia perfilman, iklan, promosi, ataupun dalam dunia kontes kecantikan.Teman-teman, marilah kita sejenak menengok sosok teladan kaum wanita dalam Islam yang terwujud dalam kehidupan putri Rasulullah tercinta.Dialah Siti Fatimah Az-Zahra as.Putri tersayang Nabi Muhammad saw.Istri tercinta Imam Ali as.Bunda termulia Hasan, Husain, dan Zainab as.Hari LahirFatimah as dilahirkan pada tahun ke-5 setelah Muhammad saw diutus menjadi Nabi, bertepatan dengan tiga tahun setelah peristiwa Isra’ dan Mikraj beliau.Sebelumnya, Jibril as telah memberi kabar gembira kepada Rasulullah akan kelahiran Fatimah. Ia lahir pada hari Jumat, 20 Jumadil Akhir, di kota suci Makkah.Fatimah di Rumah WahyuFatimah as hidup dan tumbuh besar di haribaan wahyu Allah dan kenabian Muhammad saw. Beliau dibesarkan di dalam rumah yang penuh dengan kalimat-kalimat kudus Allah SWT dan ayat-ayat suci Al-Qur’an.Acapkali Rasulullah saw melihat Fatimah masuk ke dalam rumahnya, beliau langsung menyambut dan berdiri, kemudian mencium kepala dan tangannya.Pada suatu hari, ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw tentang sebab kecintaan beliau yang sedemikian besar kepada Fatimah as.Beliau menegaskan, “Wahai ‘Aisyah, jika engkau tahu apa yang aku ketahui tentang Fatimah, niscaya engkau akan mencintainya sebagaimana aku mencintainya. Fatimah adalah darah dagingku. Ia tumpah darahku. Barang siapa yang membencinya, maka ia telah membenciku, dan barang siapa membahagiakannya, maka ia telah membahagiakanku.”Kaum muslimin telah mendengar sabda Rasulullah yang menyatakan, bahwa sesungguhnya Fatimah diberi nama Fatimah karena dengan nama itu Allah SWT telah melindungi setiap pecintanya dari azab neraka.Fatimah Az-Zahra’ as menyerupai ayahnya Muhammad saw dari sisi rupa dan akhlaknya.Ummu Salamah ra, istri Rasulullah, menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah. Demikian juga ‘Aisyah. Ia pernah menyatakan bahwa Fatimah adalah orang yang paling mirip dengan Rasulullah dalam ucapan dan pikirannya.Fatimah as mencintai ayahandanya melebihi cintanya kepada siapa pun.Setelah ibunda kinasihnya, Khadijah as wafat, beliaulah yang merawat ayahnya ketika masih berusia enam tahun. Beliau senantiasa berusaha untuk menggantikan peranan ibundanya bagi ayahnya itu.Pada usianya yang masih belia itu, Fatimah menyertai ayahnya dalam berbagai cobaan dan ujian yang dilancarkan oleh orang-orang musyrikin Makkah terhadapnya. Dialah yang membalut luka-luka sang ayah, dan yang membersihkan kotoran-kotoran yang dilemparkan oleh orang-orang Quraisy ke arah ayahanda tercinta.Fatimah senantiasa mengajak bicara sang ayah dengan kata-kata dan obrolan yang dapat menggembirakan dan menyenangkan hatinya. Untuk itu, Rasulullah saw memanggilnya dengan julukan Ummu Abiha, yaitu ibu bagi ayahnya, karena kasih sayangnya yang sedemikian tercurah kepada ayahandanya.Pernikahan Fatimah asSetelah Fatimah as mencapai usia dewasa dan tiba pula saatnya untuk beranjak pindah ke rumah suaminya (menikah), banyak dari sahabat-sahabat yang berupaya meminangnya. Di antara mereka adalah Abu Bakar dan Umar. Rasulullah saw menolak semua pinangan mereka. Kepada mereka beliau mengatakan, “Saya menunggu keputusan wahyu dalam urusannya (Fatimah as).”Kemudian, Jibril as datang untuk mengkabarkan kepada Rasulullah saw, bahwa Allah telah menikahkan Fatimah dengan Ali bin Ali Thalib as. Tak lama setelah itu, Ali as datang menghadap Rasulullah dengan perasaan malu menyelimuti wajahnya untuk meminang Fatimah as. Sang ayah pun menghampiri putri tercintanya untuk meminta pendapatnya seraya menyatakan, “Wahai Fatimah, Ali bin Abi Thalib adalah orang yang telah kau kenali kekerabatan, keutamaan, dan keimanannya. Sesungguhnya aku telah memohonkan pada Tuhanku agar menjodohkan engkau dengan sebaik-baik mahkluk-Nya dan seorang pecinta sejati-Nya. Ia telah datang menyampaikan pinangannya atasmu, bagaimana pendapatmu atas pinangan ini?”Fatimah as diam, lalu Rasulullah pun mengangkat suaranya seraya bertakbir, “Allahu Akbar! Diamnya adalah tanda kerelaannya.”Acara PernikahanRasulullah saw kembali menemui Ali as sambil mengangkat tangan sang menantu seraya berkata, “Bangunlah! ‘Bismillah, bi barakatillah, masya’ Allah la quwwata illa billah, tawakkaltu ‘alallah.”Kemudian, Nabi saw menuntun Ali dan mendudukkannya di samping Fatimah. Beliau berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya keduanya adalah makhluk-Mu yang paling aku cintai, maka cintailah keduanya, berkahilah keturunannya, dan peliharalah keduanya. Sesungguhnya aku menjaga mereka berdua dan keturunannya dari setan yang terkutuk.”Rasulullah mencium keduanya sebagai tanda ungkapan selamat berbahagia. Kepada Ali, beliau berkata, “Wahai Ali, sebaik-baik istri adalah istrimu.”Dan kepada Fatimah, beliau menyatakan, “Wahai Fatimah, sebaik-baik suami adalah suamimu”.Di tengah-tengah keramaian dan kerumunan wanita yang berasal dari kaum Anshar, Muhajirin, dan Bani Hasyim, telah lahir sesuci-suci dan seutama-utamanya keluarga dalam sejarah Islam yang kelak menjadi benih bagi Ahlulbait Nabi yang telah Allah bersihkan kotoran jiwa dari mereka dan telah sucikan mereka dengan sesuci-sucinya.Acara pernikahan kudus itu berlangsung dengan kesederhanaan. Saat itu, Ali tidak memiliki sesuatu yang bisa diberikan sebagai mahar kepada sang istri selain pedang dan perisainya. Untuk menutupi keperluan mahar itu, ia bermaksud menjual pedangnya. Tetapi Rasulullah saw mencegahnya, karena Islam memerlukan pedang itu, dan setuju apabila Ali menjual perisainya.Setelah menjual perisai, Ali menyerahkan uangnya kepada Rasulullah saw. Dengan uang tersebut beliau menyuruh Ali untuk membeli minyak wangi dan perabot rumah tangga yang sederhana guna memenuhi kebutuhan keluarga yang baru ini.Kehidupan mereka sangat bersahaja. Rumah mereka hanya memiliki satu kamar, letaknya di samping masjid Nabi saw.Hanya Allah SWT saja yang mengetahui kecintaan yang terjalin di antara dua hati, Ali dan Fatimah. Kecintaan mereka hanya tertumpahkan demi Allah dan di atas jalan-Nya.Fatimah as senantiasa mendukung perjuangan Ali as dan pembelaannya terhadap Islam sebagai risalah ayahnya yang agung nan mulia. Dan suaminya senantiasa berada di barisan utama dan terdepan dalam setiap peperangan. Dialah yang membawa panji Islam dalam setiap peperangan kaum muslimin. Ali pula yang senantiasa berada di samping mertuanya, Rasulullah saw.Fatimah as senantiasa berusaha untuk berkhidmat dan membantu suami, juga berupaya untuk meringankan kepedihan dan kesedihannya. Beliau adalah sebaik-baik istri yang taat. Beliau bangkit untuk memikul tugas-tugas layaknya seorang ibu rumah tangga. Setiap kali Ali pulang ke rumah, ia mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan di sisi sang istri tercinta.Fatimah as merupakan pokok yang baik, yang akarnya menghujam kokoh ke bumi, dan cabangnya menjulang tinggi ke langit. Fatimah dibesarkan dengan cahaya wahyu dan beranjak dewasa dengan didikan Al-Qur’an.Keluarga TeladanKehidupan suami istri adalah ikatan yang sempurna bagi dua kehidupan manusia untuk menjalin kehidupan bersama.Kehidupan keluarga dibangun atas dasar kerjasama, tolong menolong, cinta, dan saling menghormati.Kehidupan Ali dan Fatimah merupakan contoh dan teladan bagi kehidupan suami istri yang bahagia. Ali senantiasa membantu Fatimah dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Begitu pula sebaliknya, Fatimah selalu berupaya untuk mencari keridhaan dan kerelaan Ali, serta senantiasa memberikan rasa gembira kepada suaminya.Pembicaraan mereka penuh dengan adab dan sopan santun. “Ya binta Rasulillah”; wahai putri Rasul, adalah panggilan yang biasa digunakan Imam Ali setiap kali ia menyapa Fatimah. Sementara Sayidah Fatimah sendiri menyapanya dengan panggilan “Ya Amirul Mukminin”; wahai pemimpin kaum mukmin.Demikianlah kehidupan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah as.Keduanya adalah teladan bagi kedua pasangan suami-istri, atau pun bagi orang tua terhadap anak-anaknya.Buah HatiPada tahun ke-2 Hijriah, Fatimah as melahirkan putra pertamanya yang oleh Rasulullah saw diberi nama “Hasan”. Rasul saw sangat gembira sekali atas kelahiran cucunda ini. Beliau pun menyuarakan azan pada telinga kanan Hasan dan iqamah pada telinga kirinya, kemudian dihiburnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an.Setahun kemudian lahirlah Husain. Demikianlah Allah SWT berkehendak menjadikan keturunan Rasulullah saw dari Fatimah Az-Zahra as. Rasul mengasuh kedua cucunya dengan penuh kasih dan perhatian. Tentang keduanya beliau senantiasa mengenalkan mereka sebagai buah hatinya di dunia.Bila Rasulullah saw keluar rumah, beliau selalu membawa mereka bersamanya. Beliau pun selalu mendudukkan mereka berdua di haribaannya dengan penuh kehangatan.Suatu hari Rasul saw lewat di depan rumah Fatimah as. Tiba-tiba beliau mendengar tangisan Husain. Kemudian Nabi dengan hati yang pilu dan sedih mengatakan, “Tidakkah kalian tahu bahwa tangisnya menyedihkanku dan menyakiti hatiku.”Satu tahun berselang, Fatimah as melahirkan Zainab. Setelah itu, Ummu Kultsum pun lahir. Sepertinya Rasul saw teringat akan kedua putrinya Zainab dan Ummu Kultsum ketika menamai kedua putri Fatimah as itu dengan nama-nama tersebut.Dan begitulah Allah SWT menghendaki keturunan Rasul saw berasal dari putrinya Fatimah Zahra as.Kedudukan Fatimah Az-Zahra’ asMeskipun kehidupan beliau sangat singkat, tetapi beliau telah membawa kebaikan dan berkah bagi alam semesta. Beliau adalah panutan dan cermin bagi segenap kaum wanita. Beliau adalah pemudi teladan, istri tauladan dan figur yang paripurna bagi seorang wanita. Dengan keutamaan dan kesempurnaan yang dimiliki ini, beliau dikenal sebagai “Sayyidatu Nisa’il Alamin”; yakni Penghulu Wanita Alam Semesta.Bila Maryam binti ‘Imran, Asiyah istri Firaun, dan Khadijah binti Khuwalid, mereka semua adalah penghulu kaum wanita pada zamannya, tetapi Sayidah Fatimah as adalah penghulu kaum wanita di sepanjang zaman, mulai dari wanita pertama hingga wanita akhir zaman.Beliau adalah panutan dan suri teladan dalam segala hal. Di kala masih gadis, ia senantiasa menyertai sang ayah dan ikut serta merasakan kepedihannya. Pada saat menjadi istri Ali as, beliau selalu merawat dan melayani suaminya, serta menyelesaikan segala urusan rumah tangganya, hingga suaminya merasa tentram bahagia di dalamnya.Demikian pula ketika beliau menjadi seorang ibu. Beliau mendidik anak-anaknya sedemikian rupa atas dasar cinta, kebaikan, keutamaan, dan akhlak yang luhur dan mulia. Hasan, Husain, dan Zainab as adalah anak-anak teladan yang tinggi akhlak dan kemanusiaan mereka.Kepergian Sang AyahSekembalinya dari Haji Wada‘, Rasulullah saw jatuh sakit, bahkan beliau sempat pingsan akibat panas dan demam keras yang menimpanya. Fatimah as bergegas menghampiri beliau dan berusaha untuk memulihkan kondisinya. Dengan air mata yang luruh berderai, Fatimah berharap agar sang maut memilih dirinya dan merenggut nyawanya sebagai tebusan jiwa ayahandanya.Tidak lama kemudian Rasul saw membuka kedua matanya dan mulai memandang putri semata wayang itu dengan penuh perhatian. Lantas beliau meminta kepadanya untuk membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Fatimah pun segera membacakan Al-Qur’an dengan suara yang khusyuk.Sementara sang ayah hayut dalam kekhusukan mendengarkan kalimat-kalimat suci Al-Qur’an, Fatimah pun memenuhi suasana rumah Nabi. Beliau ingin menghabiskan detik-detik akhir hayatnya dalam keadaan mendengarkan suara putrinya yang telah menjaganya dari usia yang masih kecil dan berada di samping ayahnya di saat dewasa.Rasul saw meninggalkan dunia dan ruhnya yang suci mi’raj ke langit.Kepergian Rasul saw merupakan musibah yang sangat besar bagi putrinya, sampai hatinya tidak kuasa memikul besarnya beban musibah tersebut. Siang dan malam, beliau selalu menangis.Belum lagi usai musibah itu, Fatimah as mendapat pukulan yang lebih berat lagi dari para sahabat yang berebut kekuasaan dan kedudukan.Setelah mereka merampas tanah Fadak dan berpura-pura bodoh terhadap hak suaminya dalam perkara khilafah (kepemimpinan), Fatimah Az-Zahra’ as berupaya untuk mempertahankan haknya dan merebutnya dengan keberanian yang luar biasa.Imam Ali as melihat bahwa perlawanan terhadap khalifah yang dilakukan Sayidah Fatimah as secara terus menerus bisa menyebabkan negara terancam bahaya besar, hingga dengan begitu seluruh perjuangan Rasul saw akan sirna, dan manusia akan kembali ke dalam masa Jahiliyah.Atas dasar itu, Ali as meminta istrinya yang mulia untuk menahan diri dan bersabar demi menjaga risalah Islam yang suci.Akhirnya, Sayidah Fatimah as pun berdiam diri dengan menyimpan kemarahan dan mengingatkan kaum muslimin akan sabda Nabi, “Kemarahannya adalah kemarahan Rasulullah, dan kemarahan Rasulullah adalah kemarahan Allah SWT.”Sayidah Fatimah as diam dan bersabar diri hingga beliau wafat. Bahkan beliau berwasiat agar dikuburkan di tengah malam secara rahasia.Kepergian Putri Tercinta RasulBagaikan cahaya lilin yang menyala kemudian perlahan-lahan meredup. Demikianlah ihwal Fatimah Az-Zahra’ as sepeninggal Rasul saw. Ia tidak kuasa lagi hidup lama setelah ditinggal wafat oleh sang ayah tercinta. Kesedihan senantiasa muncul setiap kali azan dikumandangkan, terlebih ketika sampai pada kalimat Asyhadu anna Muhammadan(r) Rasulullah.Kerinduan Sayidah Fatimah untuk segera bertemu dengan sang ayah semakin menyesakkan dadanya. Bahkan kian lama, kesedihannya pun makin bertambah. Badannya terasa lemah, tidak lagi sanggup menahan renjana jiwanya kepada ayah tercinta.Demikianlah keadaan Sayidah Fatimah as saat meninggalkan dunia. Beliau tinggalkan Hasan yang masih 7 tahun, Husain yang masih 6 tahun, Zainab yang masih 5 tahun, dan Ummi Kultsum yang baru saja memasuki usia 3 tahun.Yang paling berat dalam perpisahan ini, ia harus meninggalkan suami termulia, Ali as, pelindung ayahnya dalam jihad dan teman hidupnya di segala medan.Sayidah Fatimah as memejamkan mata untuk selamanya setelah berwasiatkan kepada suaminya akan anak-anaknya yang masih kecil. Beliau pun mewasiatkan kepada sang suami agar menguburkannya secara rahasia. Hingga sekarang pun makam suci beliau masih misterius. Dengan demikian terukirlah tanda tanya besar dalam sejarah tentang dirinya.Fatimah Az-Zahra’ as senantiasa memberikan catatan kepada sejarah akan penuntutan beliau atas hak-haknya yang telah dirampas. Sehingga umat Islam pun kian bertanya-tanya terhadap rahasia dan kemisterian kuburan beliau.Dengan penuh kesedihan, Imam Ali as duduk di samping kuburannya, diiringi kegelapan yang menyelimuti angkasa. Kemudian Imam as mengucapkan salam, “Salam sejahtera bagimu duhai Rasulullah … dariku dan dari putrimu yang kini berada di sampingmu dan yang paling cepat datang menjumpaimu.“Duhai Rasulullah! Telah berkurang kesabaranku atas kepergian putrimu, dan telah berkurang pula kekuatanku … Putrimu akan mengabarkan kepadamu akan umatmu yang telah menghancurkan hidupnya. Pertanyaan yang meliputinya dan keadaan yang akan menjawab. Salam sejahtera untuk kalian berdua!”[]Riwayat Singkat Sayidah Fatimah

Itulah skelumit kisah wanita solehah kesayangan rasulullah.sebenarnya bnyak riwayat2 tentang beliau yg dituangkan dalam kitab2 yg di susun berdasarkan hadist2 riwayat2 sohih dan kitab2 tulisan para sohabat.mulailah hidup ala fatimah...wanita kesayangan baginda rasulullah SAW.wallahu a'lam bissawap

Rahasia Kalung Siti Fatimah Az-Zahr@

Anakku, sebuah kisah yang tidak pernah bosan aku membaca dan dapat memberikan banyak motivasi kepadaku adalah kisah Siti Fatimah Az-Zahra binti Rosululloh SAW. Aku sengaja sunting cerita ini untuk mengisi waktu dihari Ahad ini. Semoga bermanfaat…
Pernah terjadi di zaman Raosululloh SAW masih hidup, sebuah kisah yang mengharukan. Pada suatu hari selesai menunaikan shalat Rosululloh SAW dikelilingi oleh para sahabat. Tiba-tiba datanglah seorang arab pegunungan yang telah tua renta badannya kelihatan lemah dengan pakaian yang sudah using dan penuh dengan tambalan. Melihat keadaan orang tua itu langsung Rosululloh SAW menyapanya.
Dengan bibir gemetaran orang itu menjawab: “Ya Rosululloh, aku sedang lapar sekali. Tolonglah saya, berilah aku makanan, hamba tak punya pakaian kecuali yang sedang hamba pakai ini. Tolonglah hamba wahai Rosul. Rosululloh pun menjawab, “Sayang, aku tidak memiliki apa-apa yang dapat kuberikan tetapi orang yang menunjukan kebajikan adalah sama dengan orang yang melakukanya. Pergilah sekarang ke tempat orang yang dicintai oleh Alloh dan Rosul-Nya. Ia lebih mengutamakan Alloh dari pada dirinya sendiri, itulah Fatimah Putriku. Rumahnya dekat sekali dengan rumahku,” demikian jawab Rasulullah kepada orang arab pegunungan itu. Rosululloh SAW menyuruh Bilal bin Rabbah agar mengantar orang tua itu ke rumah Siti Fatimah.
Sesampainya di depan rumah Siti Fatimah Az-Zahra dengan suara yang tersendat-sendat orang tua itu memanggil-manggil, “Wahai, ahlil bait… Hai keluarga Rosululloh, penghuni tempat yang sering didatangi olah para malaikat, tempat Jibril membawa wahyu Alloh.”
Mendengar suara orang yang berseru demikian, Fatimah segera keluar serta mengucapkan salam seraya bertanya tentang keadaan dan keperluan orang tua itu.
Pertanyaan Fatimah dijawab oleh orang tua itu dengan suara serak: “Aku orang pegunungan, aku datang dari tempat yang jauh mengharapkan pertolonganmu. Aku telah mendatangi ayahmu dan aku disuruh ke sini. Wahai putri Nabi aku lapar sekali, berilah aku makan dan aku tak mempunyai pakaian. Tolonglah aku semoga Alloh merahmatimu.”
Mendengar jawaban orang tua itu Fatimah bingung memikirkan apa yang mesti ia berikan kepada orang tua itu untuk meringankan penderitaannya.
Pandangan orang tua itu penuh harap mendapat kasih dari putri Nabi tersebut. Fatimah cemas dan bingung karena apa yang hendak diberikan kepada orang tua tersebut. Sedangkan dia sendiri bersama keluarganya dalam keadaan miskin. Sudah tiga hari puasa dan tidak mempunyai makanan untuk berbuka.
Namun Fatimah tidak tega melihat keadaan orang tua tersebut… Ia merasa sangat sedih kemudian Fatimah kembali ke dalam rumah mencari apa yang dapat diberikan. Ternyata hanya ada selembar kulit kambing untuk alas tidur putranya, inilah kiranya yang dapat diberikan kepada orang tua yang mengharap pertolonganya itu. Menerima pemberian Fatimah orang tua itu tercengang bercampur heran, apa kiranya yang dapat diperbuat dengan selembar kulit kambing padahal ia sedang lapar, sedang yang diharapkanya adalah makanan untuk menghilangkan laparnya dan pakaian yang dapat ia pakai.
Lalu orang tua itu bertanya kepada Fatimah: “Hai putri Muhammad, aku datang kepadamu karena mengharapkan engkau dapat memberiku makan dan pakaian untuk menutup tubuhku yang hamper telanjang. Tetapi yang ku dapat hanya selembar kulit kambing… Lalu apa yang dapat ku perbuat dengan kulit kambing ini?”
Ketika mendengar kata-kata orang itu Fatimah bertambah haru hatinya. Ia sangat malu dan merasa heran mengapa ayahandanya menganjurkan orang ini datang kepadanya, padahal ayahandanya tahu bahwa ia tidak memliki apa-apa dan sering berpuasa menahan lapar. Fatimah merenung sebentar apakah ada benda lain yang dimilikinya untuk menghibur kedukaan orang tua tersebut.
Baru ia teringat, rupanya ia masih mempunyai benda berharga, milik satu-satunya yang paling disayangi. Itulah kalung pemberian bibinya, putri Hamah bin Abdul Muthalib yang juga bernama Fatimah. Fatimah segera melepaskan kalung yang melingkar di lehernya dan memberikannya kepada orang tersebut dan sambil berkata: “Ambilah ini, mudah-mudahan Alloh mengantinya dengan sesuatu yang lebih baik.”
Melihat seuntai kalung yang diberikan oleh puri Rosululloh kepadanya, wajah orang itu berubah gembira bercampur heran. Sambil tersenyum berseri-seri segera orang itu melangkah pergi membawa seuntai kalung pemberian Fatimah menuju masjid di mana Rosululloh dan para sahabatnya sedang berkumpul.
Sesampainya di hadapan Rosululloh orang itu menunjukan pemberian Fatimah kepadanya dan mengatakan bahwa ketika memberikan barang ini Fatimah mengucapkan kepadanya, “Mudah-mudahan Alloh mengantinya dengan sesuatu yang lebih baik.”
Tatkala melihat pemberian kalung Faimah dan mendengar ucapan putrinya yang tercinta kepada orang tua itu, Nabi pun tak dapat menahan rasa harunya, sehingga berlinanglah air matanya, menyaksikan hal yang demikian peristiwa yang amat mengharukan hati. Ammar bin Yasir, salah seorang sahabat segera berkata, “Ya Rosululloh, bolehkah aku membeli kalung itu?” Dan Nabi pun menjawab, “Belilah jika engkau mau, wahai Ammar?”
Ammar lalu bertanya kepada orang tua tersebut, “Berapa engkau jual kalung itu?” Orang tua itu pun menjawab, “Seharga seberapa potong roti dan daging yang dapat aku makan untuk dapat menghilangkan rasa laparku dan aku membutuhkan kain untuk menutup auratku agar aku dapat menunaikan ibadah sholat dan aku juga memerlukan uang satu dinnar untuk biaya perjalananku pulang.”
“Baiklah, kalungmu aku beli dengan harga dua puluh dinar dan seratus dirham dan engkau akan diberikan roti dan daging untuk menghilangkan laparmu. Selain itu aku akan memberimu pakaian dan seekor unta untuk kendaraan mu pulang.” Demikian kata Ammar. “Alangkah mulia hatimu.” Kata orang tua itu.
Ia lalu pergi bersama Ammar kerumahnya untuk menyelesaikan urusannya tersebut. Lalu ia datang kepada Rosululloh, melihat keadaanya telah berubah Rosul pun tersenyum memandangnya dan bertanya, “Bagaimana keadaanmu sekarang? Sudahkah engkau kenyang dan memilkii pakaian yang cukup?” Lalu orang tersebut menjawab, “Ya Rosululloh aku telah memperoleh segalanya melebihi apa yang aku butuhkan, bahkan aku kini merasa menjadi orang kaya.”
“Kalau begitu balaslah kebaikan Fatimah kepadamu.” Kata Rosululloh SAW Lalu orang tua tersebut berdoa kepada Alloh SWT: “Ya Alloh, tiada yang ku sembah selain Engkau. Berilah Fatimah sesuatu yang tidak pernah dilihat mata dan tidak pernah didengar telinga.”
Mendengar doa tersebut Nabi menoleh kepada para sahabatnya dan bersabda, “Di dunia ini Alloh telah memberi karunia kepada Fatimah seperti apa yang didoakan oleh orang tua itu. Fatimah mempunyai ayah seperti aku, seorang utusan Alloh kepada manusia dan semesta Allam. Fatimah telah dikaruniai suami Ali bin Abi Thalib tidak ada lelaki yang dapat menandingi dan sepadan untuk menjadi suami selain dia. Dan Alloh telah memberikan pula kepadanya dua orang purtra yaitu Al Hasan dan Al Husain… Tidak ada anak lain yang menyamai mereka berdua… Mereka adalah cucu Nabi yang akan menjadi pemuda ahli surga yang terkemuka…”
Setelah diam sejenak Nabi SAW kembali bertanya, “Apakah kalian semua masih ingin mendengar lagi tentang kemuliaan putriku Fatimah?” Dan para sahabat serentak menjawab, “Benar, wahai Rosululloh.” Nabi pun melanjutkan: “Telah datang kepadaku Malaikat Jibril memberitahuku… Yang dimaksud sesuatu yang tak pernah dilihat mata dan didengar telinga adalah bahwa disaat meninggalnya Fatimah, ketika ia berada didalam kubur ,ia akan didatangi malaikat dan ditanya: Siapa Tuhanmu? Fatimah akan menjawab: Alloh Tuhanku. Dan Siapa Nabimu? Fatimah akan menjawab: Ayahku adalah Nabiku.”
Sabda Nabi SAW kembali: “Sesungguhnya Alloh telah memerintahkan malaikat supaya melindunginya dan selalu menyertainya diwaktu hidupnya hingga datang ajalnya.”
“Barang siapa dikemudian hari berziarah ke makamku berarti sama saja dengan datang berkunjung kepadaku ketika aku masih hidup… Barang siapa berziarah ke makam Fatimah, sama halnya dengan berziarah ke makamku.”
Demikian Sabda Rosululloh SAW yang telah mengungkapkan keutamaan dan kemuliaan Fatimah Az-Zahra…
Setelah membeli kalung tersebut Ammar bin Yasir segera membungkus kalung tersebut dengan kain dan diberinya wangi-wangian dan sesegera memerintahkan kepada hamba sahayanya yang bernama Saham agar menyerahkan bungkusan itu kepada Baginda Nabi Muhammad SAW disertai pesan, “Berikanlah bungkusan ini kepada Nabi SAW dan engkaupun aku berikan kepadanya.” Saham lalu pergi dan menyampaikan pesan Ammar kepada Nabi.
Betapa terharunya Nabi melihat isi bungkusan dan setelah mendengar pesan itu segera Nabi berkata, “Pergilah engkau kepada Fatimah dan serahkanlah kalung itu kepadanya.“ Di samping itu engkau juga aku hadiahkan kepada Fatimah…
Maka Saham pergi menuju rumah Fatimah… Dan bungkusan itu langsung diberikannya kepada Fatimah dan sekaligus budak itu menyatakan bahwa dirinya sekarang juga telah menjadi milik Putri Rosululloh SAW… Fatimah sangat bersyukur kepada Alloh karena kalung kesayangannya telah kembali… Dan tentang Saham segera saja Putri Nabi itu berkata, “Dan engkau wahai Saham, mulai hari ini tidak menjadi hamba sahaya lagi dan aku merdekakan engkau.”
Betapa gembiranya Saham ketika mendengar penyataan Fatimah. Sungguh ia sangat bersuka cita dan gembira karena tidak pernah terbayang selama ini bahwa dirinya merdeka… Dan ini merupakan hadiah terindah yang pertama kali didapatkan dalam hidupnya… Karena sangat gembira ia terus menerus tertawa dengan senangnya sehingga Fatimah Az-Zahra berkata: “Mengapa engkau tertawa, Saham?“
“Aku tertawa karena merasakan betapa berharganya nilai seuntai kalung yang telah memberi berkah. Benda itu telah mengenyangkan perut orang lapar, menutupi aurat orang yang hampir telanjang dan membuat orang miskin merasa menjadi kaya… Dan sekarang kalung itu telah memerdekaan budak.” Jawab Saham dengan mengucapkan terima kasih kepada SITI FATIMAH AZ-ZAHRA R.A. dan tentunya bersyukur kepada Alloh.

Sweetest Place

This is the sweetest Place
Baring my feelinf
I'm welcome and eye
Into the darkest one
It tells me not to worry
For the time is yet to come
For someone to arrive
And healed the trouble one
Suddenly the rainfalls
Showering the desert stone
Wash away these tears of yesterday
I hear the sound of
A raising chorus
Sung by the angel
And the broken heroes
I wont go back now i feel so right
I've found a place
Where dreams and life become one
And finaaly I don;t have to run
I've found a place
Where dreams and life become one
Become one

Risalah Hati

Hidupku tanpa cintamu
Bagai malam tanpa bintang
Cintaku tanpa sambutmu
Bagai panas tanpa hujan
Jiwaku berbisik lirih
Ku harus milikimu

Chorus:
Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta... kepadaku
Beri sedikit waktu biar cinta datang
Karena telah terbiasa

Simpan mawar yang ku beri
Mungkin wanginya mengilhami
Sudikah dirimu untuk
Kenali aku dulu
Sebelum kau ludahi aku
Sebelum kau robek hatiku

Chorus

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta...kau tak cinta
Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta...kepadaku

Chorus

Hidupku tanpa cintamu
Bagai malam tanpa bintang
Cinta tanpa sambutmu
Bagai panas tanpa hujan
http://musiklib.org/Dewa_19-Risalah_Hati-Lirik_Lagu.htm Dewa 19Risalah Hati
Hidupku tanpa cintamu
Bagai malam tanpa bintang
Cintaku tanpa sambutmu
Bagai panas tanpa hujan
Jiwaku berbisik lirih
Ku harus milikimu

Chorus:
Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta... kepadaku
Beri sedikit waktu biar cinta datang
Karena telah terbiasa

Simpan mawar yang ku beri
Mungkin wanginya mengilhami
Sudikah dirimu untuk
Kenali aku dulu
Sebelum kau ludahi aku
Sebelum kau robek hatiku

Chorus

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta...kau tak cinta
Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta...kepadaku

Chorus

Hidupku tanpa cintamu
Bagai malam tanpa bintang
Cinta tanpa sambutmu
Bagai panas tanpa hujan
http://musiklib.org/Dewa_19-Risalah_Hati-Lirik_Lagu.htm

Diary Depresiku

Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yng ku harap tiada pernah terjadi
Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Disaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan
Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan

AWAS HINDARI DEFRESI    Design by DhnaiJore

Senin, 04 April 2011

Disaat Ayah Arogan dan Ku Mulai Berontak (''_")

Dengar Nak…Ayah mengatakan ini pada saat kau terbaring tidur.Sebelah tangan kecil merayap di bawah pipimu
dan rambutmu yang keriting pirang lengket pada dahimu yang lembap.
Ayah menyelinap seorang diri ke kamarmu.

Baru beberapa menit yang lalu,
ketika ayah sedang membaca koran di ruang perpustakaan,
satu sapuan sesal menerpa.
Dalam perasaan bersalah Ayah datang
menghampiri pembaringanmu.

Ada hal-hal yang Ayah pikirkan Nak,
Ayah selama ini bersikap kasar kepadamu.
Ayah membentakmu ketika kau sedang berpakaian hendak pergi ke sekolah
karena kau cuma menyeka mukamu sekilas dengan handuk.
Lalu ayah lihat kau tidak membersihkan sepatumu.
Ayah berteriak marah tatkala kau melempar beberapa barangmu ke lantai.

Saat makan pagi, Ayah juga menemukan kesalahan.
Kau meludahkan makananmu.
Kau menelan terburu-buru makananmu.
Kau mengoleskan mentega terlalu tebal di rotimu.
Dan begitu kau baru mulai bermain dan Ayah berangkat mengejar kereta api,
kau berpaling dan melambaikan tangan sambil berseru,
“Selamat jalan Ayaaah!”
dan Ayah mengerutkan dahi, lalu menjawab,
”TEGAKAN BAHUMU!”

Kemudian semua itu berulang lagi pada sore hari.
Begitu ayah muncul dari jalan,
Ayah segera mengamatimu dengan cermat,
memandangmu hingga lutut,
memandangmu yang sedang bermain kelereng.
Ada lubang-lubang pada kaus kakimu.
Ayah menghinamu di depan kawan-kawanmu,
lalu menggiringmu untuk pulang ke rumah.
“KAUS KAKI MAHAL – DAN KALAU KAU YANG HARUS MEMBELINYA,
KAU AKAN LEBIH BERHATI-HATI!”
Bayangkan itu Nak, itu keluar dari pikiran seorang Ayah.

Apakah kau ingat, nantinya,
ketika ayah sedang membaca di ruang perpustakaan,
bagaimana kau datang dengan perasaan takut,
dengan rasa terluka dalam matamu?
Ketika ayah terus memandang koran,
tidak sabar dengan gangguanmu,
kau jadi ragu-ragu di depan pintu.
“KAU MAU APA?” semprot Ayah.
Kau tidak berkata sepatah pun,
Melainkan berlari melintas dan melompat ke arah Ayah,
kau melemparkan tanganmu melingkari leher dan menciumi Ayah,
tangan-tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat,
kehangatan yang telah Tuhan tetapkan untuk mekar dihatimu
dan yang bahkan pengabaian sekalipun tidak akan mampu melemahkannya.
Dan kemudian kau pergi, bergegas menaiki tangga.

Nah Nak…sesaat setelah itu koran jatuh dari tangan Ayah,
dan satu rasa takut menyakitkan menerpa Ayah.
Kebiasaan apa yang sudah Ayah lakukan?
Kebiasaan dalam menemukan kesalahan dan mencerca.
Ini adalah hadiah Ayah untukmu sebagai seorang anak lelaki.
Bukan berarti ayah tidak mencintaimu.
Ayah lakukan ini karena Ayah berharap terlau banyak dari masa muda.
Ayah sedang mengukurmu dengan kayu pengukur dari tahun-tahun Ayah sendiri.

Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam sifatmu.
Hati mungil milikmu sama benarnya dengan fajar yang memayungi bukit-bukit luas.
Semua ini kau tunjukan dengan sikap spontanmu saat kau menghambur masuk
dan mencium Ayah sambil mengucapkan selamat tidur.
Tidak ada masalah lagi malam ini Nak.
Ayah sudah datang ke tepi pembaringanmu dalam kegelapan,
dan Ayah sedang berlutut disana, dengan rasa malu.

Ini adalah sebuah rasa tobat yang lemah,
Ayah tahu kau tidak akan mengerti hal-hal seperti ini
kalau Ayah sampaikan saat kau terjaga.
Tapi esok hari Ayah akan menjadi Ayah Sejati.
Ayah akan bersahabat karib denganmu,
dan ikut menderita bila kau menderita,
dan ikut tertawa bila kau tertawa,
Ayah akan menggigit lidah Ayah,
kalau kata-kata tidak sabar keluar dari mulut Ayah.
Ayah akan terus mengucapkan kata-kata ini seolah sebuah ritual,
“Dia cuma seorang anak kecil – anak lelaki kecil!”

Ayah khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang lelaki.
Namun, saat Ayah memandangmu sekarang Nak,
meringkuk terbaring dan letih dalam tempat tidurmu,
Ayah lihat kau masih seorang bayi.
Kemarin kau masih dalam gendongan ibumu.
Kepalamu berada di bahu ibumu.
Ayah sudah meminta terlalu banyak.
Sungguh terlalu banyak.
———————————————————-

AYAH JANGAN LUPA
Salah satu dari tulisan-tulisan kecil
yang ditulis cepat dengan perasaan tulus,
menggugah hati begitu banyak pembaca
sehingga menjadi satu tulisan cetak ulang
yang abadi dan disukai.

AYAH  JANGAN LUPA
Sejak munculnya pertama kali,
telah diproduksi kembali
dalam ratusan majalah dan koran-koran seluruh negeri,
telah dicetak ulang hampir dalam semua bahasa yang ada. AYAH  JANGAN LUPA

Ditulis oleh : W. Livingstone Larned
by dhani jore

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons